Monthly Archives: August 2019

Review Rumah Belajar; Aplikasi Speech to Text

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pada kesempatan kali ini saya akan mencoba untuk mereviw rumah belajar.id 

Pada halaman rumah belajar.id terdapat empat kategori besar di bagian dasbor sebelah atas yaitu Home, kategori, kontributor dan rumah belajar.

Saya memilih bagian kontributor, terdiri dari 4 pilihan; Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggiSoutheast Asia contributors dan Southeast Asian ministers of Education organization.

Pada bagian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terdapat cukup banyak sub-sub kategori, dan disini Saya memilih bagian paling atas yaitu Badan pengembangan bahasa dan perbukuan.

Di laman badan pengembangan bahasa dan perbukuan terdapat 594 sumber. Dalam laman pertama terdapat 9 sumber dan saya memilih di laman ke-4 dan menemukan buku berjudul Mendidik Anak diera Digital.

Buku ini dibuat oleh Kementerian Pendidikan bagian seri pendidikan orang tua. Sepertinya buku ini cukup menarik dikalangan pengunjung karena diunggah pada tanggal 14 Agustus 2009 yang berarti sekitar 1 minggu yang lalu saat tulisan ini dibuat, namun sudah mendapat 216 pengunjung dan sudah didownload sebanyak 108 kali.

Buku ini memiliki penampilan yang cukup bagus, banyak gambar dan penuh warna pada halaman depan, Dalam halaman buku tersebut terterdapat banyak kutipan-kutipan seperti kutipan setiap orang menjadi guru setiap rumah menjadi sekolah 

Kutipan tersebut ada di halaman 8 setelah daftar isi dan kutipan tersebut mengambil satu halaman penuh.

Kekurangan dari tampilan ini adalah tampilannya terlihat seperti presentasi Power Point yang mana tulisan sangat besar dan sangat sedikit untuk sebuah buku.

Saya pikir ini perlu dikembangkan. Ada baiknya sebuah buku itu ditulis dengan kalimat-kalimat yang cukup detil sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Beberapa halaman awal memiliki sangat sedikit tulisan dan banyak gambar sehingga memaksa pembaca untuk berpikir lebih agar memahami apa yang tertulis dalam buku ini. Kelemahannya bisa jadi pembaca sudah bosan duluan atau tidak tertarik untuk melanjutkan bacaannya karena setelah beberapa halaman baru muncul sedikit penjelasan namun masih sangat sederhana sekali untuk sebuah konten buku atau laman buku yang benar-benar lihat terseperti sebuah presentasi PowerPoint dan saya pikir sebaiknya isi dari buku tersebut lebih didetil kan lagi lebih dijabarkan lagi sebagaimana layaknya sebuah buku. Jangan hanya sebuah tulisan-tulisan sederhana dan  besar besar.

Dalam buku ini disebutkan “Bagaimana peran orang tua dalam mendidik anak diera digital” 

  1. Dengan menambah pengetahuan 
  2. Mengarahkan penggunaan perangkat dan mendidik kita dengan tepat.
  3. Mengimbangi waktu penggunaan media digital dengan interaksi di dunia maya.
  4. Meminjamkan anak perangkat digital sesuai keperluan
  5. Memilih program aplikasi positif 
  6. Mendampingi dan meningkatkan interaksi 
  7. Gunakan perangkat digital secara bijaksana 
  8. Menelusuri kegiatan anak di dunia maya.

Lalu di bagian “Bagaimana mengarahkan penggunaan perangkat media dan media digital yang tepat” di sini di buku tersebut membagi menjadi rentang usia dari anak.

Dari usia sampai 2-3 tahun, Usia 4 -7 tahun, hal apa saja yang perlu dilakukan oleh orang tuauntuk anak usia 8-12 tahun, dan pada anak usia 13-18 tahun orang tua masih perlu memberi informasi atau membatasi anak dalam penggunaan digital.

Sekali lagi, isi buku ini cukup bagus hanya saja sebaiknya buku ini ditulis dengan lebih detil dan komprehensif lebih mudah dipahami dan kata-kata yang lebih banyak.

Terima kasih.

NB. Berikut adalah contoh pembuatan paragraf dengan cara Speech to text.

I’m Back!!!

Masya Allah….

Terharu sekali rasanya hati ini saat pertama kali melihat laman muka si WordPress ini setelah sekian lama. Ada rasa yang membuncah di dada. Mata nanar menatapi sudut demi sudut halaman. Nama-nama komentator, istilah yang digunakan sebagai navigator penjelajah. Sebentar, tahun berapa itu?

Blog ini sudah ada sejak saya masih kuliah S1 dulu yang berarti sekitar tahun 2007. Sejak saat itu blog ini berganti nama dan alamat beberapa kali. Konten-konten di dalam nya juga sudah ada yang di “bersihkan” sebagai alasan keputusan saya untuk membuatnya terlihat sedikit “profesional”.

Sekian tahun berlalu. Sejak negara api yang berkedok Facebook , Instagram dan twitter menyerang, saya mulai beralih kesana. Dan blog ini terbengkalai begitu saja, tak tersentuh. Sejak jaman masing perawan ting-ting sampai mamak rempong beranak tiga, waktu berlalu begitu cepat tak terasa.

Sesekali ia muncul dalam bentuk icon saat saya membuka blog seseorang saat melakukan penjelajahan mencari informasi. Dia muncul karena memang blog ini terhubung langsung dengan platform sakti mandra guna yang bernama Google. Semua akun yang menggunakan gmail sebagai email akan saling terhubung seperti jaring laba-laba. Itu sangat berguna bagi saya yang termasuk pelupa ini. Lupa sandi? Pilih saja “connect with Google” maka semua akan beres.

Nah, sekarang setelah sekian lama, apa yang membuat saya akhir nya kembali?#drama

CLBK! hahaha… becanda.

Saat ini jaman yang katanya 4.0 (four point zero), atau toll langit apalah gitu. Zaman ini informasi bertukar dengan sangat cepat dan mudah. Bahkan seminar pun dapat dilakukan melalui daring alias online melalui platform tertentu.

Dengan alasan mengikuti sebuah seminar online, yang diprakarsai oleh SEAMEO dan SEAMOLEC, saya ditugaskan untuk mereview laman rumahbelajar.id dan mempostingnya di sebuah blog.

Demikianlah tulisan ini dibuat, semoga kedepannya dapat keep in touch dengan lebih intens.

Love

missisrindu